Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

Renungan Di malam Senin

Bismillahi minal Awwali wal Akhiri ...  Yang tinggal di gunung merindukan pantai .. Yang tinggal di pantai merindukan gunung ... Di musim kemarau merindukan musim hujan .. Di musim hujan merindukan musim kemarau ... Yang berambut hitam mengagumi yang pirang .. Yang berambut pirang mengagumi yang hitam ... Diam di rumah merindukan bepergian .. Setelah bepergian merindukan rumah ... Ketika masih jadi karyawan ingin jadi Entrepreneur supaya punya time freedom... Begitu jadi Entrepreneur ingin jadi karyawan, biar gak pusing... Waktu tenang mencari keramaian .. Waktu ramai mencari ketenangan ... Saat masih bujangan, pengen punya suami ganteng/istri cantik .. Begitu sudah dapat suami ganteng/istri cantik, pengen yang biasa2 saja, bikin cemburu aja/ takut selingkuh .... Punya anak satu mendambakan banyak anak .. Punya banyak anak mendambakan satu anak saja ... Kita tidak pernah bahagia .. sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki ... Namun setelah dimiliki tak indah lagi .. Kap

Cerita Inspirasi dari Sang Ibu …

” Nak, bangun… Hari Sudah Pagi. Sarapanmu udah ibu siapin di meja… “ Tradisi ini sudah berlangsung 20 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat. Kini usiaku sudah kepala 3 dan aku jadi seorang karyawan disebuah Perusahaan Tambang, tapi kebiasaan Ibuku tidak pernah berubah. ” Ibu sayang… ga usah repot-repot Bu, aku dan adik-adikku udah dewasa ” pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah. Pun ketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa Ibu selama ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan. Kenapa Ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah artikel yang kubaca … orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak ….. tapi entahlah…. Niatku ingin membahagiakan malah membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak akan pernah men