DEPOK, KOMPAS.com - Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) maupun nilai akademis lainnya bukan harga mati untuk mengabdi menjadi penebar ilmu pengetahuan di kawasan-kawasan pedalaman. Program "Indonesia Mengajar" masih membutuhkan para sarjana yang memiliki niat dan tekad bulat untuk membagikan ilmunya di pedalaman-pedalaman Indonesia tanpa melihat latar belakang keilmuannya.
Demikian diungkapkan Program Manager Indonesia Mengajar (IM) Retno Widyastuti di "UI Career & Scholarships Expo XI-2011", Kamis (10/2/2011), di Balairung Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok.
Retno memaparkan, animo pendaftar tetap membeludak kendati pendaftaran program IMbatch kedua periode tahun 2011 baru dibuka April nanti. Pendaftaran batch pertama sudah ditutup pada 31 Januari lalu. "Di sini (pameran) kami buka sampai Sabtu dan memberi kesempatan pengunjung yang tertarik rekrutmen untuk menuliskan alamat emailnya. Nanti, setelah dari sini kami akan memberikan notifikasi lewat email blast untuk aplikasi mereka pada April nanti," ujar Retno kepada Kompas.com.
Ia menambahkan, tingginya animo rata-rata pengunjung karena penasaran dengan program IM yang mengajak mereka mengajar sebagai guru di daerah-daerah pedalaman. Tak sedikit yang bertanya, lanjut Retno, apakah IM mengharuskan IPK tinggi atau program studi tertentu. "Di sini terbuka, tidak ada pengkotakkan harus lulusan bidang sains atau sosial atau pendidikan keguruan. Asalkan sarjana S-1, siapapun berhak mendaftar," terang Retno kepada dua pengunjung yang tengah bertanya.
Ayu misalnya, lanjut Retno, adalah mantan karyawati sebuah perusahaan di Singapura. Perempuan tersebut rela meninggalkan "kenyamanan" pekerjaannya di Singapura untuk ikut program ini. Untuk itulah, Retno menambahkan, kuota pendaftar terbuka bagi semua sarjana di wilayah Indonesia bagian barat hingga timur. Terbukti, pada pendaftaran bulan Januari lalu saja kandidat yang mendaftar mencapai 4.000 sarjana.
"Dari jumlah itu yang sampai pada proses memasukkan lamaran dan diterima pendaftarannya mencapai 1.200 lebih. Artinya, animo masih tinggi dan diperkirakan meningkat pada April nanti," kata Retno.
Ia berharap, para sarjana-sarjana berusia muda dan baru lulus perguruan tinggi mau mengabdikan diri dan ilmunya lewat IM. Tidak perlu khawatir dengan kemampuan mengajar, lanjut Retno, karena yang lolos seleksi nantinya akan diberi pelatihan sebelum diterjunkan sebagai pengajar. Retno melanjutkan, selain selama di pameran ini, pengunjung yang tertarik juga bisa melihat informasi lengkapnya di www.indonesiamengajar.org.
http://edukasi.kompas.com/read/2011/02/10/1610155/Indonesia.Mengajar.Semua.Boleh.Daftar
Komentar
Posting Komentar