Liputan6.com, Jakarta: Lembaran tahun berganti di Desa Kanekes. Desa yang mati-matian menahan gempuran modernitas tempat bermukimnya masyarakat adat Baduy. Katiga atau bulan ke-12 dalam sistem kalender Baduy belum lama berlalu. Bulan pertama atau sapar pun belum habis 10 hari. Tapi, pekan pertama awal tahun di Baduy justru menjadi salah satu periode istimewa. Sebab, pada saat itulah ritual rutin tahunan yang melibatkan sebagian besar penghuni Kanekes bakal digelar. Warga Baduy yang menetap di lereng pegunungan Kendeng, Banten bagian selatan, menyebut tradisi tahunan itu sebagai Seba . Seba adalah tradisi tua. Sama tuanya dengan keberadaan masyarakat Baduy. Seba pun terbagi dua. Seba Kecil dan Seba Besar. Seba Kecil tak mengharuskan warga ke luar desa, tapi cukup di lingkaran perkampungan Baduy. Sementara, Seba Besar berdasarkan aturan adat, wajib hukumnya untuk pergi keluar desa bertemu dengan pemimpin wilayah Banten. Butuh persiapan fisik yang matang untuk menjalani ritual Seba,