Langsung ke konten utama

di doa ibuku..namaku disebut..di doa ibuku dengar, ada namaku disebut

Cerita  saya hari ini berkisah tentang kekuatan seorang ibu dan jiwa manusia beliau yg menurut saya sangat wajar mengeluh, karena sekuat-kuatnya ibu beliau tetap manusia.
petang ini di kamar kecil ...selepas maghrib ku melihatny menangis...
setegar apapun dan sekuat apapun bliau tetap manusia..ketika ku tanya kenapa, mama cuma jawab lirih "mama capek,a"...

wajar bagi ku jika mama mengeluh..karena kini smua nyaris mejadi tugasnya, karna ku jauh diperantauan untuk mencari ilmu untuku dimasa depan.
tanpa berkata apa-apa ku hnya memijitnya, memelukny dgn tangan ku..ditemani suaranya yg lirih beistighfar, ku berdoa kepada Allah SWT.

"ya allah..mohon kuatkanlah aku dan orang tuaku.. kita mampu menyelesaikan tugas"  seperti yg dulu..aku dan ibu kerjakan, tak ingin ku liat mama kecapekan..amin"
kelihatan curhatnya yaaa...? maap,  jika ada selipan kalimat di atas membuat saya terkesan cengeng.. tapi memang begitulah hari-hari dimana ketika semua pergi dengan kesibukannya masing-masing, bohong dan munafik rasanya jika kami (saya dan mama) mengatakan bahwa kami tak menangis..
melihatnya berpeluh menyelesaikan pekerjaan rumah tangga yang dulu menjadi tugas saya saja ketika itu saya ingin berteriak marah pada allah krena saya merasa menambah beban beliau...
sejak kecil, beliau membesarkan kedua anaknya ..dan kini ketika putra pertamanya menjadi seorang yg "mahasiswal" beliau tetap luar biasa..menjadi seorang ibu rumah tangga sekaligus "perawat" bagianak-anaknya.
jika ingat masa-masa itu rasanya saya ingin menangis..saya menyambut mama saya dengan sikap yg "kurang bersahabat" tapi mama tetap tersenyum, bahkan memeluk dan tak menyerah utk membuat saya keluar dari rasa depresi..
begitu setiap hari selama kurang lebih bebrapa hari kebelakang
bisa dibayangkan bukan beban psikologis beliau, sejak kecil membesarkan saya sendirian, membimbing saya, memberikan hak pendidikan bagi saya hingga jenjang S1 dengan tetap mendorong  saya untuk tetap mencapai pendidikan tertinggi yang bisa beliau berikan kepada aku dan apakah sampai pada ketika saya wisuda nanti orang tuaku berdiri disamping diriku.
subhanallah..
saya yakin di luar sana masih banyak ibu-ibu hebat yg memiliki kehebatannya masing
pertanyaanny adalah "sudahkah kita menjadi seorang anak yg menghebatkannya..?"
setidaknya menyebut nama beliau (kedua orang tua kita) dalam doa dengan tulus..itu saja hal tersederhana cara menghebatkan dan menyayangi keduanya mungkin kita sering lupa..
selesai beribadah, mungkin sekrang kita justru terburu-buru beranjak dri sujud..padahal di setiap sujud keduanya (ayah dan ibu kita) saya yakin tak akan beliau beranjak sedikitpun sebelum nama kita yang tersebut dalam doa.
hikzz...hikzzz..jadi cengeng yaaaa, broo...???
hhhmm..saya akhiri ini saja dgn satu kalimat sederhana dari mama saya yaaaa...
"jika siap menjadi orang tua, siaplah memberi..karena keinginan org tua itu sederhana, bawaanya memberi..memberi..dan memberi sampai kapanpun..bkn hanya memberi materi, tapi seeeemmmmmuuaaanyaaa.." :D
selamat sore bro...!! mari jangan lupa sebut nama orang tua kita dlm doa yaaa...!! hehehehe..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Negara Kerajaan di Tahun 2045

Sekarang bulan Agustus 2045, seluruh warga kerajaan sedang mempersiapkan hari Kemerdekaannya yang ke 100 Tahun, sekaligus memperingati kemerdekaan atas runtuhnya sistem republik di tahun 2019. Setelah Orde Lama, Orde Baru, Orde Reformasi dan sekarang Kerajaan. Namun tidak seperti Kerajaan jaman pra kemerdekaan 1945. Ya! Sistem republik telah runtuh di tahun 2019 oleh sebuah Gerakan Islam Bersatu yang telah memenangkan pemilu pada tahun tersebut secara mutlak. Mereka menguasai parlemen yang diisi oleh para Kyai, Ustad, Habib dan Ulama serta Cendekiawan Muslim. Mereka menunjuk pimpinan mereka Syeh Abdullah Bin Didik Haryanto sebagai Raja menggantikan Presiden saat itu. sampai dengan sekarang. Kemudian Sang Raja bergelar Sultan Abdullah menunjuk seorang Perdana Menteri sebagai Kepala Pemerintahan, Syeh Syahid Bin Abdul Ghofir tentunya atas persetujuan parlemen dan dituangkan dalam Fatwa Kerajaan No. 004/2019 (Dulu Undang-undang; red). Pemerintahan kerajaan mengganti Undang-undang Dasar

Are You ? For You CPR.

You give everything, when you give You lose yourself, when you love Young girl, nature woman and still a child that is you, you, only you When your hand strikes me and I feel your warmth then I know what happens it will be good so are you, you, only you And when I leave, only a part of me leaves and you leave, your warmth stays here and when I cry, then only a part of me cries and the other laughs with you You ask often a lot from me but I feel the strength in you and know, you never ask more than you give so are you, you, only you you say always what you think and the love, that you give is so tender, so good, and so deep just like you, you, only you And when I leave, only a part of me leaves and you leave, your warmth stays here and when I sleep, then only a part of me sleeps the other dreams with you And when I leave, only a part of me leaves and you leave, your warmth stays here and when I sleep, then only a part of me sleeps the other dreams with you And when I die,

Pengorbanan Untuk Meraih Kebahagiaan

Perhatikan bagaimana al Quran membimbing kita melihat masalah, seperti yang disebutkan dalam surat al Baqarah ayat 216, 'Boleh jadi engkau membenci sesuatu, padahal ia baik bagimu, dan boleh jadi engkau menyenangi sesuatu padahal ia buruk bagimu. Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui (Q/2:216). Renungkan pula bagaimana proses yang mengantar kita pada kebahagiaan, ternyata di sana ada pengorbanan. Kemerdekaan suatu bangsa juga harus didukung oleh pengorbanan sebagian dari warganya, yakni dengan gugurnya para pahlawan di medan perang. Disadari atau tidak, sebenarnya setiap pribadi harus bersedia berkorban demi kebahagiaan bersama. Pengorbanan, sifat mengalah harus selalu ada pada diri kita demi mewujudnya kebahagiaan yang hakiki. Suatu bahaya yang mencekam ternyata melahirkan kebahagiaan berupa munculnya orang-orang pemberani yang berhasil mengusir bahaya itu. Pengalaman menderita sakit parah ternyata bisa mendatangkan rasa kebahagiaan, yakni ketika merasakan betapa nikmatnya